Aku jenuh banget kalau bahas soal beauty, jadi aku kepikiran untuk bikin segmen basa-basi sebagai selingan. Di segmen ini, aku mau bahas hal-hal random aja, yang gak ada hubungannya dengan beauty. Karena sudah ada segmen Basa-Basi Beauty kalau mau ngobrol hal-hal tentang dunia beauty. Aku udah lama pengen bahas tentang nikah karena dimana-mana lagi banyak yang bahas nikah, dan aku juga sering ditanya kapan nikah, aku mau nulis tentang uneg-uneg seputar nikah-nikahan yang sepertinya gak habis-habis ini.
Beberapa bulan lalu, di social media, pada rame postingan nikah yang bikin banyak orang juga latah pengen nikah. Siap gak siap, ada atau enggaknya pasangan, pokoknya bikin hasrat pengen nikah langsung memuncak. Iya apa iya? Tapi ya, untungnya banyak orang yang masih waras, yang masih menyadari kalau kondisinya masih belum memungkinkan buat nikah.
Nah, selain ada orang-orang yang sadar, ada juga orang yang gelap mata dan maksa mau nikah cepet-cepet gara-gara lihat postingan teman yang sudah berkeluarga dan punya momongan. Let's say ini nikah gara-gara FOMO.
Aku sempat baca sebuah postingan di social media yang menceritakan suatu kejadian. Jadi ada yang menikah gara-gara FOMO dan nikahnya harus dibikin besar-besaran, seperti nikahan selebgram. Buat memenuhi standarnya, sampai rela hutang sana sini sampai ke pinjol. Setelah nikah, kehidupannya ternyata gak bahagia. Harus melunasi hutang, ditambah suami yang kurang perhatian, dan banyak problem lainnya yang berbuntut panjang.
Ya, terlepas dari ceritanya benar atau enggak, kita bisa ambil pelajaran dari situ kalau nikah tuh gak bisa buru-buru, harus dipersiapkan dengan matang. Apalagi kalau nikah cuma modal FOMO, itu sih jelas big no.
Aku sendiri juga punya plan untuk menikah. Jeda antara aku menulis tulisan ini dan menikah tentu lama. Karena aku mau mempersiapkan yang terbaik saat aku menikah. Aku mulai menyiapkan budget untuk kehidupan setelah menikah, mempersiapkan diri juga, dan pastinya lebih banyak ngobrol sama pasangan. Salah satu yang pernah aku obrolin sama pasangan adalah prenup atau perjanjian pra nikah.
Menurutku prenup merupakan salah satu hal yang paling penting. Fungsinya ya buat jaga-jaga aja kalau misal nanti kehidupan pernikahan gonjang-gaonjing gara-gara suatu hal. Gak perlu gopoh ini itu segala macem karena sudah tertulis di perjanjian pra nikah. Jadi banyak juga yang bahas pentingnya prenup setelah baca kasus rumah tangga Ari Wibowo, hahaha.
Kayaknya bikin perjanjian pra nikah juga gak ribet kok. Untuk step-step lengkapnya bisa search sendiri aja ya, hehehe. Karena aku juga belum pernah bikin. Tapi aku mau bikin nanti kalau aku sudah menikah.
Balik lagi nih ke bahasan nikah modal FOMO. Biasanya, orang-orang yang nikahnya ngikutin trend, akan melakukan segala cara agar acara nikahannya mewah seperti acara nikahan selebgram. Gak salah sih sebenarnya punya dream wedding, tapi jangan sampai memaksakan ya.
Kalau emang udah pengen banget nikah tapi terhalang budget buat mengadakan acara resepsi, nikah di KUA juga jadi trend, lho! Bahkan banyak yang mendukung menormalisasi nikah di KUA tanpa resepsi mahal agar budget untuk pesta semalam dipakai aja buat kehidupan setelah menikah. Lebih bijak dan kalian juga tetap menikah dengan pasangan.
Tapi buat kalian nih yang udah terlanjur nyemplung dan merasa kehidupan pernikahan kurang oke, coba perbaiki lagi. Mulai ngobrol, sering komunikasi dan diskusi sama pasangan, dan be honest to yourself. Kalau memang keadaan tidak memungkinkan untuk diperbaiki, yasudah, jangan memaksakan. Bercerai lebih baik kok, dan mungkin kalian bisa happy dengan kehidupan kalian setelah bercerai.
Kalau memang sudah matang memutuskan berpisah, pastikan juga gak merugikan kalian. That's why harus banget konsultasi ke pengacara perceraian. Nah, buat kalian yang mungkin tinggal di area Jakarta dan lagi struggle dengan kehidupan pernikahan dan mantap ingin bercerai, bisa coba berkunjung ke pengacara perceraian Jakarta yang terpercaya.
So, intinya, jangan nikah kalau cuma modal FOMO. Persiapkan dulu mental, finansial, dan kesiapan diri untuk berkomitmen dan bertanggung jawab. Karena kalau sudah masuk kehidupan pernikahan, it's too late kalau mau putus. Beda banget sama fase pacaran yang mungkin bisa putus dengan mudah. Jadi, pikir-pikir lagi ya!
Itu aja sih basa-basi kali ini. Aku anggap ini sebagai reminder juga biar gak buru-buru nikah cuma karena teman-teman udah pada nikah atau ditanya mulu kapan nikah pas kumpul keluarga. Nikmati aja setiap prosesnya sembari mempersiapkan diri dan finansial untuk ke jenjang pernikahan, karena aku mendambakan kehidupan pernikahan yang tentram, adem, ayem, dan happy kiyowo, hehehe. So, see you di basa-basi selanjutnya!
Ya Allah, aku baru tau ada yg nikah karena fomo. Sorry to say tapi ini stupid banget sih kalo sampe ngelakuin. Hal2 lain fomo mungkin bisa dimaafkan, tapi utk pernikahan, sama aja mempermainkan janji ke Tuhan kalo menurutku. Segila2nya aku, tapi kalo udah berhubungan Ama janji ke Tuhan, ga bakal berani 😅
BalasHapusMalah bisa dibilang circle ku ini lebih banyak yg ga menikah mba. Mereka ga tertarik dan merasa hidup lebih happy dengan jadi single. Ga banyak tanggungan juga 😁.
Menurutku mah, jalanin aja kalo soal hidup. Masalahnya jodoh itu hak vetonya Allah juga. Ga usah terlalu dikejar kan 😄. Dapet syukur, ga dapet nikmatin hidup aja.