28 Oktober 2024

Basa Basi Beauty: Fenomena Fast Beauty di Indonesia & Dampaknya

fenomena fast beauty

Baru-baru ini, aku rasa bulan lalu, banyak banget yang mention tentang fenomena fast beauty. Mulai dari nge-spill brand yang menerapkan hal ini, dampaknya buat konsumen dan industri kecantikan, dan masih banyak lagi. Pokoknya fenomena ini ramai dibahas di platform X dan karena aku cukup menggilai dunia beauty, aku jadi tertarik bahas buat konten basa basi beauty kali ini.

Apa itu fast beauty?

Buat kalian ciwi-ciwiku yang belum tahu apa itu fast beauty, aku jelasin singkat aja ya. Jadi fenomena fast beauty ini mirip-mirip kayak fast fashion. Produknya bergerak cepat, jadi gak memungkinkan buat satu produk bertahan lama di industri.

Misal nih, ada satu brand yang ngeluarin produk cushion, harusnya cushion ini bisa bertahan lama di pasaran dan jadi produk ikonik dari brand tersebut. Tapi karena fast beauty, brand ini jadi mengeluarkan produk lain yang fungsinya mirip dan juga gak kalah heboh dari si cushion. Nah kebanyakan produk barunya ini keluar dalam jangka waktu yang berdekatan.

Efeknya, produk lama terlupakan dan konsumen beralih ke produk yang baru. Umumnya kan kalau ada produk baru nunggu 3 atau 6 bulan sampai 1 tahun ya. Tapi kalau fast beauty ini enggak! Bahkan belum 1 bulan setelah launch produk baru, udah nge-spill mau ngeluarin produk baru.

Dampak fast beauty buat industri & konsumen

Meskipun kelihatannya bagus, tapi fenomena fast beauty ini ternyata gak sehat buat industri kecantikan di Indonesia dan buruk buat konsumen. Aku pun sempat berpikiran "Bagus dong brand X punya variasi produk yang banyak, jadi gak bingung kalau pilih produk." Tapi setelah aku telaah lagi, yang terjadi malah sebaliknya.

Karena banyak banget variasi produknya, aku jadi lebih susah pilih produk mana yang tepat buat kulitku. Ujung-ujungnya malah gak kepakai karena gak cocok, atau mungkin hal lainnya. Kan sayang toh!

Selain itu, banyaknya produk baru yang terus bermunculan akan membuat konsumen lebih konsumtif. Hal ini tentu merugikan banget buat konsumen. Oke lah kalau punya banyak uang dan mampu beli setiap produk baru yang launching, tapi kalau budget pas-pasan tapi gak punya self control yang bagus gimana?

Terlalu konsumtif juga gak bagus, gak sehat buat finansial dan kesehatan mental (in my opinion). Nah, fast beauty ini jadi salah satu penyebab orang-orang jadi makin konsumtif. Apalagi kalau udah jadi penggemar salah satu brand, kemungkinan besar tiap launch produk baru akan dibeli.

Selain berdampak negatif untuk konsumen, fast beauty juga buruk untuk industri kecantikan. Karena para beauty brand banyak launch produk baru yang bisa membuat brand lain ikut-ikutan atau FOMO. Jadi ikut-ikutan ngeluarin banyak produk baru di waktu yang berdekatan.

Misal udah kayak gini, brand yang sustainable bakal susah banget ditemukan. Kalau pun ada, bisa jadi mulai ditinggalkan karena dirasa udah gak relevan. Kalau dibiarkan terus, bakal jadi lingkaran setan yang gak bakal bisa selesai. Jadi, apa baiknya fast beauty selain buat pemilik brandnya?

Tips biar gak makin konsumtif

Karena udah tahu kalau fast beauty itu buruk dan bikin makin konsumtif, ada gak sih cara untuk menghindarinya? Menurutku sih ada, tapi bukan buat menghindari fenomena fast beauty-nya tapi ke menerapkan self control sih. Kalau aku lihat, kayaknya hampir semua brand sekarang jalannya cepat banget, kayak gak mau kasih jeda buat bikin produk baru. Jadi kemungkinannya kecil untuk menghindari fast beauty.

Aku udah rangkum beberapa cara biar self control kalian lebih besar dan gak makin konsumtif. Hal ini udah aku terapkan di diri aku dari dulu, that's why aku gak gampang tergiur beli produk baru (kecuali buat konten sih, hehehe).

1. Bikin prioritas barang yang harus dibeli

Ini step pertama dari aku biar gak makin konsumtif, yaitu bikin list prioritas barang yang harus dibeli. Hal ini ampuh banget buat mencegah aku beli produk-produk di luar yang aku butuhkan. Biasanya sih aku list dari produk yang basic dan lanjut turun ke yang aku ingin. Jadi urutannya priority to wishlist, bukan terbalik ya!

Mungkin di postingan selanjutnya aku mau bikin tutorial bikin list prioritas skincare & makeup biar kalian ada gambaran. Setuju gak? Coba komen ya!

2. Jangan langsung tergiur iklan/review endorse

Meskipun kerjaanku sering nge-review produk (khususnya skincare dan makeup) dan sering dapat endorse, aku saranin banget ke kalian jangan langsung tergiur sama iklan atau reviewnya. Better dicari tahu dulu tentang produknya, mulai dari manfaatnya, kandungannya, dan lain-lain.

Terus jangan cuma nonton atau baca satu review aja. Make sure udah ngumpulin cukup review di memori kalian, baru putuskan untuk beli produknya atau enggak. Oh iya, kalau bisa cari yang review jujur ya biar lebih meyakinkan!

3. Buat budget khusus untuk beli produk beauty

Selain bikin list prioritas produk, aku juga bikin budgeting khusus buat beli produk beauty. Tapi karena kerjaanku banyak dikirimi produk sama brand, aku jadi sering skip budget ini dan aku alihkan ke kebutuhan lain. Tapi kalau kalian masih beli sendiri produk skincare yang kalian pakai, budgeting is a must!

Aku sarankan untuk bikin list produk yang kalian butuhkan, terus list harganya. Kalau bisa sih ditulis juga sekali beli produk bisa dipakai berapa lama, biar lebih ke-track dan hemat. Next time aku buatkan juga deh gimana cara budgeting buat beli skincare & makeup. Stay tune ya!

4. Sebisa mungkin hindari produk-produk baru launch yang kurang dibutuhkan

Ini juga aku terapkan dari dulu. Mungkin karena dasarnya aku gak gampang tergiur produk baru, jadi lebih gampang buat mengontrol diri biar gak konsumtif. Tapi hal ini pasti jadi PR banget buat yang sering beli produk new launch atau fans dari brand tersebut.

Saran dari aku, sebaiknya pikirkan dulu apakah kamu butuh produknya atau enggak. Kalau misal butuh, cek harganya apakah sesuai sama budget yang kamu siapkan atau malah over? Kalau over, better cari alternatif lain yang lebih masuk di budget kalian. Nah, kalau kalian rasa gak butuh dan cuma sekedar pengen, it's a sign to skip, ya, bes!

5. Jangan gampang beli karena diskon

Hayo, siapa yang suka mantengin live jualan TikTok atau Shopee? Ngaku deh! Aku pun juga seneng kok hehehe. Eits, tapi jangan sampai bablas ya. Sesekali aja gapapa, atau cuma buat hiburan. Yang gak boleh tuh belanja sampai kalap dan akhirnya menyesal, terus bertanya-tanya "Kenapa aku beli produk ini, ya?"

Aku sih menyarankan untuk belanja barang prioritas aja di live atau payday/double date (pokok pas diskon besar). Lumayan kan, siapa tahu bisa lebih hemat budget tapi tetap bisa dapat produk yang kalian butuhkan. Diskonan gede is good, tapi bisa jadi gali kuburan sendiri kalau gak bijak. So, be wise, ya, ciwi-ciwiku!

Kesimpulan

Perkembangan dunia beauty, khususnya di brand lokal, emang lagi pesat banget sekarang. I'm so happy karena makin banyak beauty brand lokal yang bagus dan inovatif. Tapi sebagai konsumen harus hati-hati biar gak sampai terjebak dan jadi terlalu konsumtif akibat fenomena fast beauty ini. Karena gak ada bagusnya juga buat kita kalau jadi makin konsumtif.

So, aku harap episode basa basi beauty kali ini cukup berbobot dan berguna buat kita semua. Sampai jumpa di episode basa basi beauty berikutnya!

0 Comments:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar setelah baca postinganku, ya, supaya bisa aku visit back. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi untuk menghindari komentar-komentar negatif. Thank you.